Kanada Bergerak Maju dalam Pemusnahan Burung Unta di Tengah Kontroversi

47
Kanada Bergerak Maju dalam Pemusnahan Burung Unta di Tengah Kontroversi

Badan inspeksi makanan Kanada sedang melanjutkan rencana untuk memusnahkan hampir 400 burung unta di Peternakan Burung Unta Universal di British Columbia, menyusul keputusan Mahkamah Agung untuk tidak menghalangi tindakan tersebut. Situasi ini telah memicu protes sengit, menarik perhatian internasional dan meningkatkan kekhawatiran mengenai tindakan pemerintah yang berlebihan.

Wabah Flu Burung dan Respon Awal

Keputusan untuk memusnahkan burung unta berasal dari wabah flu burung H5N1 di peternakan dekat Edgewood, British Columbia. Awalnya diperintahkan pada bulan Mei, pemusnahan ini bertujuan untuk mencegah potensi penyebaran virus ke hewan lain, industri unggas, atau manusia. Peternakan Burung Unta Universal melaporkan bahwa 69 burung telah mati karena penyakit mirip flu, dan para pejabat mengambil kendali atas bisnis tersebut awal pekan ini. Penundaan sementara atas pemusnahan tersebut dikeluarkan oleh Mahkamah Agung untuk mempertimbangkan banding, namun penundaan tersebut kini telah dicabut.

Intervensi Internasional dan Reaksi Politik

Kasus ini mendapat perhatian besar di luar Kanada, menarik dukungan vokal terhadap burung unta dan kritik terhadap perintah pemusnahan. Robert F. Kennedy Jr., Menteri Kesehatan AS, dan Mehmet Oz, seorang dokter dan mantan pembawa acara TV, keduanya telah melobi pejabat Kanada untuk menghentikan pemusnahan tersebut. Miliarder AS John Catsimatidis juga memohon kepada pemerintah Kanada untuk membatalkan keputusan tersebut.

Kontroversi ini juga meluas ke politik Kanada. Pemimpin Partai Konservatif Pierre Poilievre telah ditekankan pendiriannya, namun menghindari memberikan komentar spesifik meskipun banyak anggota partainya yang memprotes pemusnahan tersebut, hanya menyatakan bahwa situasinya telah “salah dikelola sejak awal.”

Protes, Skeptisisme, dan Klaim Imunitas Kelompok

Para pengunjuk rasa berkumpul di peternakan, berbagi rasa frustrasi mereka secara online dan menyatakan skeptisisme terhadap vaksin. Komentar di siaran langsung kandang burung unta sering kali mempertanyakan validitas penyakit tersebut.

Pemilik peternakan berpendapat bahwa kematian akibat flu burung terakhir terjadi pada tanggal 15 Januari 2025, dan mayoritas yang masih hidup tampak sehat atau telah pulih, menunjukkan bahwa kawanan tersebut setidaknya telah mengembangkan kekebalan kelompok parsial terhadap H5N1. Mereka juga mempertanyakan cakupan dan keakuratan metode pengujian yang dilakukan badan tersebut.

Metode Pemusnahan dan Protokol Agensi

Menurut panduan Badan Inspeksi Makanan Kanada (CFIA) tahun 2016 yang diperoleh melalui undang-undang kebebasan informasi, metode yang disukai badan tersebut untuk membunuh burung unta adalah dengan suntikan mematikan, sehingga memerlukan tim yang terdiri dari tiga orang untuk memegang dan mengendalikan burung-burung besar tersebut. Gas atau mematahkan leher burung adalah metode alternatif. Menembak hanya dilakukan sebagai “pilihan terakhir” dan membutuhkan “penembak jitu yang terampil”.

Pertimbangan Hukum dan Kesehatan Masyarakat

Pengadilan federal memutuskan bahwa membiarkan burung-burung tersebut tetap hidup dapat memfasilitasi penyebaran flu burung. Badan Pengawasan Makanan Kanada menyatakan bahwa mereka mematuhi kebijakan “pembasmian” yang sejalan dengan pedoman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk membatasi penyebaran virus. Namun, kelompok advokasi hewan telah menyerukan pengujian tambahan untuk memastikan infeksi pada hewan tersebut.

Pada hari Kamis, Katie Pasitney, juru bicara peternakan, menuduh lembaga tersebut “membunuh” unggas yang sehat. Salah satu pemiliknya, Dave Bilinski, mengungkapkan kekhawatirannya bahwa “– menurut pendapat saya – tidak ada lagi keadilan.”

Badan Pengawasan Makanan Kanada belum mengumumkan batas waktu untuk memulai proses pemusnahan. Situasi ini menyoroti keseimbangan kompleks antara masalah kesehatan masyarakat, kesejahteraan hewan, dan hak-hak individu di tengah meningkatnya kesadaran akan kesiapsiagaan pandemi.