Para astronom telah mengamati suar terkuat yang pernah terdeteksi yang berasal dari lubang hitam supermasif, sebuah peristiwa yang diyakini disebabkan oleh gangguan dramatis pada sebuah bintang masif. Semburan energi luar biasa ini, yang dijuluki “Superman” karena kecerahannya yang luar biasa, memberikan kesempatan langka untuk mempelajari lingkungan dinamis di sekitar raksasa kosmik ini dan memberikan petunjuk untuk memahami variabilitas lubang hitam.
Fenomena: Peristiwa Gangguan Pasang Surut (TDE)
Suar tersebut muncul dari inti galaksi aktif (AGN), sebuah lubang hitam supermasif yang terletak di pusat galaksi yang aktif mengonsumsi materi. Terletak hampir 20 miliar tahun cahaya, ini menandai salah satu TDE terjauh yang pernah terdeteksi. Peristiwa gangguan pasang surut terjadi ketika sebuah bintang berada terlalu dekat dengan tarikan gravitasi lubang hitam yang sangat besar. Gravitasi lubang hitam meregang dan merobek bintang dalam proses yang disebut spagetifikasi, sehingga melepaskan sejumlah besar energi.
Kesulitan dalam Deteksi: AGN dan Variabilitas
Mendeteksi peristiwa ini di AGN merupakan suatu tantangan karena fluktuasi kecerahan yang melekat di sekitar lubang hitam aktif menyulitkan untuk membedakan antara TDE dan sumber variabilitas lainnya. “Kami telah mengetahui apa itu AGN selama sekitar 60 tahun, dan kami tahu bahwa AGN sangat bervariasi, namun kami tidak memahami variabilitasnya,” jelas Matthew Graham dari California Institute of Technology. Meskipun jutaan AGN telah diamati, penyebab utama variabilitasnya masih menjadi misteri. Kecerahan “Superman” yang belum pernah terjadi sebelumnya menawarkan terobosan potensial dalam memahami objek kosmik ini.
Membuka Kedok “Superman”: Penemuan Tertunda
Awalnya terlihat pada tahun 2018, suar tersebut awalnya diasumsikan berasal dari galaksi yang relatif dekat, karena para astronom tidak dapat mengukur jaraknya dari Bumi. Baru pada tahun 2023, dengan pengamatan lanjutan, jarak suar yang sangat jauh terungkap, yang mengonfirmasi kecerahan intrinsiknya yang luar biasa tinggi – jauh lebih besar dari perkiraan awal. Suar tersebut meningkatkan kecerahan AGN sebanyak lebih dari 40 kali lipat, secara signifikan mengalahkan suar terkuat yang pernah tercatat dari AGN sebanyak 30 kali lipat.
Pelakunya: Raksasa Bintang
Menurut Graham dan rekan-rekannya, kemungkinan besar penyebab peristiwa spektakuler ini adalah gangguan pada bintang yang sangat masif. Mereka memperkirakan massa bintang tersebut setidaknya 30 kali massa Matahari kita, dan mungkin jauh lebih besar.
Pembibitan Bintang di Sekitar Lubang Hitam
Di sekitar setiap lubang hitam supermasif aktif terdapat cincin material yang berputar ke dalam, yang dikenal sebagai cakram akresi. Kondisi intens di dalam cakram ini diperkirakan mendorong pembentukan bintang-bintang masif, meskipun pengamatan langsung terhadap bintang-bintang ini sulit dilakukan. “Jika penafsiran kami benar bahwa ini adalah TDE, maka hal ini membuktikan keberadaan bintang-bintang masif di lingkungan tersebut, seperti yang telah kami duga,” kata Graham. Penemuan ini mendukung gagasan bahwa lubang hitam supermasif tidak hanya “meleleh” tetapi juga ada di lingkungan yang aktif dan dinamis.
Penelitian dan Implikasinya di Masa Depan
Mempelajari “Superman” yang berangsur-angsur memudar menjanjikan wawasan yang lebih dalam tentang lingkungan di sekitar lubang hitam supermasif. Hal ini juga memungkinkan para astronom untuk mengembangkan model untuk mengidentifikasi TDE di AGN, sehingga memfasilitasi penemuan lebih banyak peristiwa. “Sering kali jika kita melihat bahwa TDE tampaknya berada di salah satu host AGN ini, kita tidak benar-benar tahu apakah ini hanya inti galaksi aktif yang beraksi atau apakah kita benar-benar memiliki TDE, jadi sungguh luar biasa memiliki sesuatu yang tidak ambigu seperti itu,” kata Vivienne Baldassare dari Washington State University. Penemuan ini merupakan langkah penting dalam mengungkap sumber variabilitas AGN dan memperluas pemahaman kita tentang fenomena kosmik yang kuat ini.
Detail penelitian ini dipublikasikan di The Astrophysical Journal Letters (DOI: 10.3847/2041-8213/ae0b5e).































